Sering kali ku lihat kehidupan orang lain yang beranekaragam. Terutama masalah rumah tangga. Setiap rumah tangga memiliki cerita masing2. Masalahnya beragam, ada yang masalah di perekonomian, masalah keharmonisan di ranjang, masalah sikap pasangan masing2, masalah mertua, ipar, tetangga, keluarga, keturunan dll.
Ceritanya beragam. Ceritaku ada di masalah keturunan.
Aku menikah tahun 2017 akhir, kosong 2 bulan, kemudian hamil. Kehamilanku ga terasa, aku ga pernah mabok atau nyidam yang aneh, tidak merasakan seni menjadi ibu hamil. Hari2 ku biasa saja, tanpa beban ada keluhan kehamilan di awal kehamilan. Usia kandunganku semakin besar, aku merasakan denyut nadi bayiku, dan tendangan2 kecilnya. Semakin besar usia kandungan semakin sering aku mengalami gangguan tidur seperti yang dikeluhkan oleh bumil lainnya. Aku susah tidur, sering gerah, sakit punggung, dll.
Pada suatu hati ketika usia kandunganku 24 minggu, aku tidur begitu nyaman, tanpa keluhan seperti sebelumnya. Aku kaget tendangan2 kecil bayiku juga tidak terasa lagi, kok kaya ga hamil yah, kemudian aku bergegas ke bidan, dan kata bidan bayiku sudah tidak ada, harus segera dilahirkan. Mendengar kata2 itu hatiku sangat teriris sakit sekali. Aku mau walaupun nyidam sampe diimpus atau guling2 asal bayiku selamat. Tapi Sang Sutradara berkehendak lain. Dan hari itu aku di rujuk ke klinik bersalin. 3 hari di klinik, aku tidak mengalami pendarahan seperti kasus kasus keguguran lainnya. Aku menunggu, diberi obat dan diinduksi kemudian tepatnya hari Ahad 5 Agustus 2018 bayiku dipaksa dikeluarkan. Aku tidak tega melihatnya, dan kemudian dikuburkan.
Bersambung....m
Posting Komentar untuk "Ceritaku bukan ceritamu"